Dasar Pemikiran Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Pendidikan kejuruan berperan penting dalam perkembangan sebuah bangsa khususnya di indonesia saat ini dengan adanya pendidikan kejuruan akan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di  bidangnya.
Dasar Pemikiran Pendidikan Teknologi Kejuruan
Para guru bidang pendidikan teknologi dan kejuruan atau disebut sebagai guru vokasional baik di tingkat pendidikan dasar dan pendidikan tingkat menengah atau Sekolah Menengah Kejuruan perlu menguasai secara teori dan praktik tentang mata diklat yang menjadi tanggung jawabnya. Gambaran utama yang perlu diketahui dan dipahami mengapa penting menghasilkan tenaga terampil sehingga dengan pemahaman tersebut guru akan dapat menyiapkan para peserta didiknya dengan semaksimal mungkin.
Upaya yang akan dilakukan guru dapat memotivasi peserta didik untuk dapat belajar dengan penuh kesadaran mempersiapkan dirinya untuk menguasai vokasional dengan lingkup yang luas baik dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada kegiatan pembelajaran ini para peserta pendidikan dan pelatihan guru akan mempelajari pentingnya tenaga terampil, fungsi, tujuan dan manfaat pendidikan teknologi dan kejuruan.

Pentingnya Tenaga TerampilTenaga terampil antara lain terkait dengan pendidikan teknologi dan kejuruan atau dikenal dengan vokasional. Pendidikan vokasional ini merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang untuk menguasai keterampilan tertentu, sehingga mampu bekerja dalam jenis pekerjaan yang telah dipelajarinya pada suatu usaha atau industri. Kemampuan lulusan dari sekolah kejuruan akan mempengaruhi kualitas produksi dari suatu perusahan di mana lulusan bekerja. Untuk meningkatkan kualitas produksi di dunia usaha atau dunia industri, maka harus melakukan upaya perbaikan atau pembaharuan pembelajaran oleh para guru termasuk peningkatan kemampuan guru dalam bidang kejuruannya masing-masing.

1. Kontribusi Tenaga TerampilTenaga kerja terampil dapat memberikan kontribusi untuk tumbuhnya dunia usaha dan dunia industri. Para tenaga terampil akan terlibat secara langsung dalam proses produksi dan jasa, sehingga akan mempunyai peran yang sangat berarti dalam menentukan tingkat kualitas produk. Tenaga kerja terampil dalam menghadapi persaingan global perlu dipersiapkan dengan mantap karena akan mempengaruhi keunggulan atau tidaknya dari kualitas produk usaha atau industri di mana mereka berkiprah. Para tenaga kerja terampil yang menguasai teknologi tinggi dengan peralatan yang ada di dunia usaha atau dunia industri akan mempunyai peluang untuk dapat kerja pada bidangnya, sehingga untuk itu sekolah perlu mempersiapkan mereka dengan memperkenalkan kondisi dunia usaha atau dunia industri karena mereka sangat diperlukan untuk menjadi tenaga terampil yang produktif yang dapat beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.

Tenaga terampil yang semakin berbobot untuk bekerja di dunia usaha atau dunia industri yang pada realitanya diperlukan sebanyak 80 % sebagai tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan 20 % bekerja pada lapisan atas akan memberikan dampak pada masyarakat, dan suatu bangsa. Kondisi Indonesia saat ini banyak diperlukan tenaga terampil yang berkualitas yang dapat menunjukkan kualitas produk yang memadai yang dapat diterima masyarakat pada umumnya. Apabila produk itu untuk diekspor, maka kualitas produk tersebut harus berkualitas dan diterima oleh konsumen negara bersangkutan, sehingga akan membawa nama baik bangsa dan negara Republik Indonesia. Dengan demikian begitu pentingnya tenaga terampil yang dapat beradaptasi dengan kondisi dunia kerja atau dunia usaha.

Tenaga terampil ini perlu dipersiapkan, dilatih dan diperkenalkan dengan dunia usaha atau dunia industri, yaitu salah satu di antaranya dengan praktik kerja industri (Prakerin). Selain itu dapat juga dengan magang di dunia usaha atau dunia industri, sehingga mereka ketika terjun menjadi tenaga kerja dengan mudah untuk
beradaptasi dengan lingkungan kerja tersebut.
Alasan Pentingnya Tenaga Terampil
Wardiman Djojonegoro dalam buku yang berjudul Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Sekolah Menengah Kejuruan (1998 : 32-33) mengemukakanbeberapa alasan pentingnya tenaga terampil sebagai berikut :
a. Tenaga kerja terampil adalah orang yang terlibat langsung dalam proses produksi barang maupun jasa, karena itu menduduki peranan penting dalam menentukan tingkat mutu dan biaya produksi.
b. Tenaga kerja terampil sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan industrialisasi suatu negara.
c. Persaingan global berkembang semakin ketat dan tajam. Tenaga kerja terampil adalah merupakan faktor keunggulan menghadapi persaingan global.
d. Kemajuan teknologi adalah faktor penting dalam meningkatkan keunggulan. Dan penerapan teknologi supaya berperan menjadi faktor keunggulan tergantung pada tenaga kerja terampil menguasai dan mengaplikasikannya.
e. Orang yang memiliki keterampilan memiliki peluang tinggi untuk bekerja dan produktif. Semakin banyak warga suatu bangsa yang terampil dan produktif maka semakin kuat kemampuan ekonomi negara yang bersangkutan.
f. Semakin banyak warga suatu bangsa yang tidak terampil, maka semakin tinggi kemungkinan pengangguran yang akan menjadi beban ekonomi negara yang bersangkutan.
Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
1. Fungsi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Pendidikan teknologi dan kejuruan memiliki fungsi ganda bahkan multifungsi apabila direncanakan dan dilaksanakan secara cermat, mantap, terkendali sesuai dengan perkembangan usia peserta didik. Hasil yang dicapai dari pendidikan teknologi dan kejuruan ini akan berkontribusi pada tujuan pembangunan nasional sesuai dengan yang dikemukakan Wardiman Djojonegoro (1998 : 35). ”Pendidikan kejuruan memiliki multi-fungsi yang kalau dilaksanakan dengan baik akan berkontribusi besar terhadap pembangunan nasional”.
Fungsi pendidikan teknologi dan kejuruan yang menurut Wardiman
Djojonegoro (1998 : 35) dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Sosialisasi ialah sebagai transmisi (penularan, penyebaran) nilai-nilai yang ada yang telah berlaku di masyarakat, yang secara operasional adalah norma-norma yang telah dapat diberlakukan. Adapun nilai-nilai yang dimaksud yaitu yang terkait dengan teori ekonomi, religi, seni dan jasa yang relevan dengan konteks
Indonesia. Dicari teori-teori ekonomi yang relevan dengan nilai-nilai yang ada di Indonesia, misalnya teori perhitungan laba, perhitungan upah kerja. Demikian pula teori yang berkaitan dengan solidaritas seperti kerjasama, gotong royong,
sedangkan yang berkaitan dengan religi untuk pekerja diberi kesempatan untuk melaksanakan kewajiban beribadah, yang berkaitan dengan seni, maka dalam produk yang dibuat dalam dunia usaha dan dunia industri dapat menyesuaikan
dengan seni yang ada di Indonesia, seperti seni batik, seni kerajinan tangan, seni ukir Jepara, Bali.
b. Kontrol sosial, artinya dalam melakukan pendidikan, pelatihan atau pembinaan untuk pendidikan kejuruan perlu mengontrol perilaku pendidik dan peserta didik agar sesuai dengan nilai-nilai sosial serta norma-norma yang berlaku yang tepat untuk mendidik agar dapat kerja sama yang positif, bekerja dengan keteraturan,
memperhatikan kebersihan, kedisiplinan, kejujuran, keuletan, ketelitian, dan kerapihan.
c. Seleksi dan alokasi, yaitu dapat mempersiapkan, memilih dan menempatkan calon tenaga kerja sesuai dengan antisipasi pasar kerja. Mempersiapkan dan memilih calon tenaga kerja perlu sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, agar para lulusan dapat langsung bekerja pada tempat-tempat kerja yang dibutuhkan, sehingga tidak terjadi penumpukan tenaga kerja, yang berarti apabila terjadi penumpukan tenaga kerja yang tidak dapat diserap akan terjadi banyak pengangguran.
d. Asimilasi dan konservasi budaya, yaitu absorbsi terhadap kelompok-kelompok lain dalam masyarakat, serta memelihara kesatuan dan persatuan budaya. Untuk terjadinya rasa kesatuan dan persatuan perlu adanya pembauran dan penyerapan budaya dari kelompok-kelompok yang terkait dalam masyarakat, sehingga
paling tidak adanya saling menghargai, menghormati, kerja sama untuk tidak terjadinya konflik-konflik yang tidak diharapkan yang akan membawa ketegangan-ketegangan dalam bekerja, sehingga kecenderungan terjadinya ketidak nyamanan dalam kerja. Untuk itu dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan perlu pembinaan untuk tidak terjadi kondisi yang negatif tersebut.
e. Mempromosikan perubahan demi perbaikan pendidikan, yaitu khususnya pendidikan teknologi dan kejuruan yang tidak hanya berfungsi mengajarkan apa yang ada, tetapi lebih jauh dari itu ialah harus berfungsi sebagai ”pendorong perubahan”. Dalam upaya penyelenggaraan pendidikan teknologi dan kejuruan peserta didik perlu diberi wawasan, khususnya dalam dunia usaha dan dunia industry akan terjadi perubahan, misalnya perubahan kebijakan,
perubahan karena perkembangan teknologi peralatan, perubahan karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, perubahan karena permintaan pasar yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, dan banyak lagi perubahan-perubahan yang lainnya. Calon tenaga kerja terampil yang bersangkutan perlu ada perubahan ke arah kemajuan, maka perlu adanya penataan dan perbaikan diri untuk mengejar kemajuan dan perubahan yang
terjadi di dalam dan di dunia usaha atau dunia industri tersebut.
Dengan kecenderungan selalau adanya perubahan, maka perlu ada perbaikan dalam segala aspek yang terkait termasuk aspek diri baik pendidik maupun peserta didik, sehingga perlu tertanam  pendidikan sepanjang hayat untuk selalu belajar, untuk dapat menyesuaikan diri dengan adanya perubahan, bahkan dimungkinkan dapat membawa perubahan. Wardiman Djojonegoro menegaskan bahwa ”… pendidikan kejuruan berfungsi sekaligus ”akulturasi” (penyesuaian diri) dan ”enkulturasi” (pembawa perubahan). Karena itu, pendidikan kejuruan tidak hanya adaptif terhadap perubahan, tetapi juga harus antisipatif”. (1998 : 35).
Sukamto dalam bukunya tentang Perencanaan dan Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (1988 : 21-22) mengemukakan fungsi pendidikan formal yang merupakan sintesis dari pandangan-pandangan yang berkembang tentang peranan pendidikan pada umumnya dan pendidikan formal pada khususnya, yaitu yang dapat penulis gambarkan sebagai berikut :
a. Transmisi kultur (budaya) yang maksudnya bahwa sekolah sebagai agen pewarisan dan pelestarian budaya. Dalam sekolah akan terjadi suatu mekanisme pewarisan, pelestarian, dan pengembangan kepada para peserta didik melalui
transfer ilmu pengetahuan, nilai-nilai, keyakinan, kemampuan, sikap berprilaku, dan keterampilan-keterampilan yang terkait dengan kultur yang berlaku di sekolah, di lingkungannya dan di seluruh wilayah khususnya di Indonesia.
b. Transmisi keterampilan (skill). Untuk transmisi keterampilan ini akan lebih terfokus pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau pada sekolah-sekolah yang mengelola pembelajaran keterampilan. Pembelajaran keterampilan ini dapat dilakukan di laboratorium maupun di kelas tergantung dari jenis keterampilan yang diajarkannya. Di samping itu khususnya di SMK untuk kemantapkan wawasan, sikap, khususnya keterampilan. Siswa perlu diterjunkan di dunia usaha atau dunia industri untuk melaksanakan praktik kerja industri atau magang.
c. Transmisi nilai dan keyakinan, yaitu tentang transmisi nilai, sekolah perlu menanamkan tentang kejujuran, sifat hemat, suka bekerja keras untuk kemajuan lingkungan dan diri, keberanian dalam kebenaran, keberanian menanggung risiko di jalan yang benar. Dalam hal transmisi keyakinan membelajarkan peserta didik untuk memahami ideologi negara dan bangsa khususnya dalam
negara Republik Indonesia, yang dapat dilakukan dalam rangkaian mata pelajaran sejarah, kewarganegaraan, pendidikan moral Pancasila.
d. Persiapan untuk hidup produktif, yaitu sekolah perlu mengarahkan para peserta didiknya untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, dan khususnya keterampilan yang tepat buat diri peserta didik agar setelah lulus akan dapat bekerja efektif
dan produktif pada tempat yang sesuai dengan keahliannya, sehingga ia juga diberi peluang untuk mengembangkan kariernya. Sekolah perlu memotivasi, membelajarkan peserta didik secara terarah sesuai dengan perkembangan usia dan minatnya, sehingga peserta didik dapat mengembang-kan dirinya dari keterampilan fisik, sosial, dan mental untuk mempersiapkan dirinya menjadi
tenaga kerja produktif sebagai persiapan hidup produktif.
e. Pemupukan interaksi kelompok, yaitu bahwa setiap orang memerlukan proses interaksi antar sesama, sedangkan sekolah sebagai mediator perlu menyedia-kan iklim yang sehat, sehingga peserta didik dapat saling membelajarkan diri untuk mendapat pengalaman yang berharga sebagai persiapan hidup di masa yang akan datang. Dunia sekolah sebagai masa uji terhadap kemampuan, khususnya kemampuan dalam berinteraksi dalam kelompok, karena dalam dunia usaha dan dunia industri sebagai salah satu wahana yang kelak dapat mewadahi lulusan untuk kerja yang tidak lepas dalam berinteraksi dengan kelompok maupun
individu yang lainnya.
Dalam realitanya, kelima poin di atas tidak hanya didapatkan di sekolah, tetapi juga di tempat-tempat lain baik secara formal maupun informal, seperti dengan sesama teman di luar sekolah, seperti di kursus, di tempat rekreasi dan juga dalam kehidupan keluarga, tetapi sekolah merupakan wahana formal yang dapat
memfasilitasi peserta didik untuk sampai kepada memiliki kemampuan bekerja dan berinteraksi dengan sesama teman sekolah sebagai persiapan di tempat kerja atau dalam menyelenggarakan usaha atau industri secara mandiri atau perseorangan.
2. Tujuan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Menurut Rupert Evans (Wardiman Djojonegoro, 1998 : 6) dirumuskan tentang tujuan pendidikan kejuruan yaitu untuk :
(a) memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja;
(b) meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu;
(c) mendorong motivasi untuk belajar terus.
Menyimak rumusan tersebut bahwa dengan menyelenggarakan pendidikan kejuruan diprioritaskan agar masyarakat mendapatkan pendidikan kejuruan agar dapat menjadi tenaga kerja yang sesuai kebutuhan pasar kerja. Juga dengan penyelenggaran pendidikan kejuruan akan dapat memberi kesempatan kepada peserta didik yang memerlukannya untuk memilih pendidikan kejuruan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Selanjutnya untuk pendidikan kejuruan tersebut setiap orang yang membutuhkannya tidak dapat
berhenti belajar setelah ia selesai sekolah, tetapi mereka perlu belajar sepanjang hayat, karena dalam perjalanan mereka bekerja dimungkinkan terjadi perubahan sistem kerja, teknologi peralatan yang lebih berkembang lagi, dan juga selalu ada perkembangan yang lain dalam perjalanan dunia kerjanya di manapun mereka
berkiprah.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 dirumuskan bahwa ”Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional”. Selanjutnya dikemukakan dalam tujuan kurikulum SMK (2004 : 7) yaitu :
1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.
2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang yang lebih tinggi.
4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
Menyimak tujuan kurikulum SMK, maka guru-guru SMK harus menyiapkan peserta didik agar dapat menjadi manusia produktif yang dapat mengisi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Lebih jauh lagi para alumni SMK kelak dapat memilih, mengembangkan karier dan ulet sehingga mampu
menjadi tenaga kerja profesional sesuai keahliannya masing-masing.
Di samping itu juga peserta didik dibekali ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dasar untuk mengembangkan diri dalam pekerjaannya atau sebagai bakal melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Manfaat Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Manfaat dari pendidikan teknologi dan kejuruan dapat dirasakan peserta didik, dunia kerja, dan masyarakat pada umumnya.

1 Manfaat Bagi Peserta DidikAda beberapa manfaat yang cenderung dirasakan peserta didik, yaitu :
Dapat Meningkatkan kualitas diri.Menguasai keterampilan tertentu akan meningkatkan kepercayaan diri, dia akan tenang dalam menghadapi kehidupan dan penghidupan karena ia dapat memanfaatkan keahliannya untuk dirinya, untuk kerja, dan memberikan keterampilan pada orang lain atau masyarakat yang memerlukannya.
Peningkatan penghasilan.Apabila keterampilan yang dimiliki dimanfaatkan untuk mencari penghasilan, maka individu yang bersangkutan dapat bekerja di dunia usaha atau dunia industri, dan jika memiliki kemampuan dapat melakukan usaha mandiri. Hasil kerja atau usaha mandiri dengan sendirinya dapat dijadikan untuk mencari penghasilan atau menambah penghasilan, sehingga ada peningkatan penghasilan.
Penyiapan bekal pendidikan lebih lanjut.Penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotor bidang kejuruan, selain untuk bekerja atau menciptakan lapangan kerja, juga sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, terutama dalam bidang atau keahlian yang relevan.
Penyiapan diri agar berguna bagi masyarakat dan bangsa.Bekal kognitif, afektif, psikomotor dalam bidang kejuruan merupakan salah satu persiapan agar tidak terjadi pengangguran pada masyarakat, dapat membantu pembangunan nasional, sehingga kiprah bangsa di mata dunia tidak terpuruk.
Penyesuaian diri terhadap lingkungan.Dengan belajar dalam pendidikan kejuruan, maka peserta didik akan belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, khususnya lingkungan kerja karena mereka di samping belajar di sekolah, diterjunkan langsung ke dunia industri.
2. Manfaat Bagi Dunia KerjaAda beberapa manfaat bagi dunia kerja, yaitu :
Dapat memperoleh tenaga kerja berkualitas tinggi.Dunia usaha atau dunia industri dengan adanya lulusan dari pendidikan kejuruan dapat memilih, mendapatkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan tinggi dalam kerja. Dapat diamati, ketika mereka sedang praktik kerja industri, atau diseleksi tanpa diprogram ketika mereka ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan, sehingga peserta didik yang prakerin dapat dipesan kalau sudah lulus untuk kerja di sana dalam upaya mendapatkan
tenaga kerja yang berkualitas.
Dapat meringankan biaya usaha.Adanya lulusan pendidikan kejuruan yang juga telah melaksanakan praktik kerja industri atau magang dapat meringankan biaya usaha yang biasanya untuk mendapatkan tenaga kerja baru yang terampil perlu diberikan pelatihan terlebih dahulu.
Dapat membantu memajukan dan mengembangkan usaha.
Tenaga terdidik yang telah dipersiapkan dari pendidikan kejuruan dapat lebih memajukan dan mengembangkan usaha, karena tenaga kerja dari pendidikan kejuruan telah memiliki dasar kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, dalam pengembangan dan memajukan usaha. Pada umumnya
lulusan sudah terlatih dan telah dipersiapkan untuk pekerjaan-pekerjaan dalam dunia usaha atau dunia industri sesuai bidangnya.
Manfaat Bagi MasyarakatAda beberapa manfaat bagi masyarakat, yaitu :
Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Banyaknya tenaga terdidik terampil untuk bekerja sesuai bidangnya tentu akan memberi peluang untuk dapat bekerja, mendapat penghasilan yang memadai. Penghasilan yang didapat oleh setiap orang akan meringankan beban keluarga, meningkatkan kesejahteraan masyarakat apabila setiap tenaga
kerja terampil tersebut dapat mengelola penghasilan sesuai prioritas kebutuhannya.
Dapat meningkatkan produktivitas nasional.Produktivitas setiap orang, tenaga kerja yang berkualitas akan dapat meningkatkan penghasilan negara. Diharapkan setiap tenaga kerja dari pendidikan kejuruan akan dapat memanfaatkan potensinya yang sudah diarahkan, diasah oleh sekolah dan dunia industri sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya untuk peningkatan penghasilan negara.
Dapat mengurangi pengangguran.Banyaknya tenaga kerja terampil kejuruan yang terarah dapat mengurangi pengangguran. Mereka dapat memanfaatkan keahliannya masing-masing untuk tidak menganggur, dapat bekerja di dunia usaha atau dunia industri, bahkan dapat berusaha mandiri atau menciptakan lapangan kerja, minimal untuk diri sendiri.

Post a Comment

0 Comments