Definisi Karir Serta Konsep Bimbingan Karir

a. Makna Karir

Definisi atau makna karir terminologi karir  Di masa lalu dipandang oleh masyarakat awam sebagai sebuah istilah yang eksklusif dan menjadi wacana dikalangan terbatas saja, misalnya bagi orang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, pejabat publik atau orang yang memegang jabatanstruktural, bahkan menyempit dikalangan orang orang yang sukses di sektor bisnis, pemerintahan dan birokrasi karir. Reduksi esensi karir lainnya adalah pandangan bahwa karir identik dengan kenaikan pangkat atau golongan secara reguler dan puncak karir terjadi ketika seseorang memegang jabatan structural Persepsi tentang ‘karir’ seperti yang dipaparkan diatas tidak sepenuhnya benar atau seluruhnya salah. Alasannya adalah banyak istilah yang sepintas memiliki kesamaan makna dengan karir, misalnya task,position, job, occupation, vocation, avocation. Sejatinya karir memiliki spektrum makna yang lebih luas dan dalam dibandingkan istilah sejenis.

Karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang di duduki sepanjang pengalaman kerja seseorang (Tolbert, 1974). Sejalan dengan pendapat ini, Healy (1982: 5) mengemukakan bahwa karir dapat didefinisikan as the sequence of major position occupied By a person throughout his,or her pre-occupational, occupational and post-occupational life. Kedua pengertian ini menunjukkan bahwa karir seseorang terjadi sejak masa belajar, memiliki pekerjaan, dan saat pensiun. Permasalahan yang muncul adalah apakah posisi belajar,pekerja dan pensiunan dapat dikatakan sebagai karir? Itulah yang oleh Super (1976) disebut bahwa karir lebih bersifat person oriented. Posisi tersebut dapat dipandang sebagai karir, bergantung pada pandangan seseorang mengenai karir dan perspektif mana yang ia gunakan. Yang paling penting adalah bagaimana kualitas individu berperilaku pada setiap posisi tersebut (Healy, 1982). Dengan asumsi ini dapat dikatakan bahwa kualitas perilaku pada posisi tersebut dapat dirasakan dan bermakna bagi kehidupan individu itu sendiri dan lingkungannva. Karir dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan; dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai perilaku, kemampuan,sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai satu rentang hidupnya sendiri (the span of one's' life) (Murray:1983).

Definisi ini memandang karir sebagai rentangan aktivitas pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya kekuatan inner person pada diri manusia. Perilaku yang tampak karena adanya kekuatan motivatif, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai modal dasar bagi karir individu. Itulah yang oleh Healy (1982) disebut sebagai kekuatan karir (power of caceer). Kekuatan karir ini akan tampak dalam pengguasaan sejumlah kompetensi (fisik, sosial. intelektual, spiritual) yang mendukung kesuksesan individu dalam karirnya. Sukses karir dapat pula dicapai melalui pendidikan,hobby, profesi, sosial pribadi dan religi. Karir mencakup seluruh aspek kehidupan individu ( Tohari, 1986:) yaitu meliputi : (1) peran hidup (life-roles), seperti sebagai pekerja, anggota keluarga dan warga masyarakat; (2) lingkungan kehidupan (life-settings), seperti dalam keluarga, lembaga-lembaga masyarakat, sekolah atau dalam pekerjaan; dan (3) peristiwa kehidupan (life-event), seperti dalam memasuki pekerjaan, perkawinan, pindah tugas, kehilangan pekerjaan atau mengundurkan diri dari suatu pekerjaan. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karir merupakan perwujudan diri yang bermakna melalui serangkaian aktivitas dan mencakup seluruh aspek kehidupan yang terwujud karena adanya kekuatan inner person. Perwujudan diri akan bermakna manakala ada kepuasan/kebahagiaan diri dan lingkungan.

b. Makna Bimbingan Karir

Konsep layanan bimbingan karir sulit dipisahkan dari konsep vocational guidance yang berubah menjadi career guidance seperti yang dikemukakan oleh National Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1973, yang diartikan sebagai proses membantu dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan memperoleh kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer, 1979: 6). Pada tahun 1951, Donal Super mengajukan revisi terhadap definisi bimbingan jabatan sebagai suatu proses bantuan terhadap individu untuk menerima dan mengembangkan diri dan peranannya secara terpadu dalam dunia kerja, mengetes konsepnya dengan realitas dan kepuasan bagi dirinya dan masyarakat (Herr and Cramer, 1979: 6).

Atas dasar analisis itu, Super (Tennyson,et. al., 1974: 146) mengganti konsep vocational choice menjadi vocational development. Kematangan vokasional menunjukkan pada tingkat perkembangan, tingkat yang dicapai pada kontinum perkembangan diri dari tahap eksplorasi ke tahap kemunduran. Kematangan vokasional dipandang sebagai umur vokasional yang secara konseptual sama dengan umur mental (Super. 1975: 185-186). Sejak tahun 1951 terjadilah pergeseran dari model okupasional yang dianut oleh para ahli bimbingan vokasional sebelum tahun 1951 ke model karir.

Model okupasional terutama menekankan pada adanya kesesuaian antara bakat dan minat dengan tuntutan pekerjaan; sedangkan model karir mencoba menghubungkan dengan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, kebutuhan, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut dipertimbangkan. Sejalan dengan terjadiya pergeseran konsep vocational guidance menjadi career guidance dan model okupasional menjadi karir telah banvak dikemukakan definisi mengenai bimbingan karir. Rochman Natawidjaja (1990: 1) memberikan pengertian bimbingan karir sebagai berikut: “..Bimbingan karir adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut”.

Conny Semiawan (1986:3) memberikan definisi bimbingan karir lebih luas, yaitu seperti berikut: “..Bimbingan karir (BK) sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan individu yang harus dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif dan afektif, maupun keterampilan seseorang dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan maupun perolehan pengetahuan dan keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki kehidupan, tata hidup dari kejadian dalam kehidupan yang terus-menerus berubah; tidak semata-mata terbatas pada bimbingan jabatan atau bimbingan tugas”. Mohamad Surya (1988:31) menyatakan bahwa bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir, untuk memperolehpenyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dengan lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diridalam perjalanan hidupnya.

Dengan mencermati uraian di atas, dapat disimpulkan bahwabimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya itu sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna. Dengan demikian, bimbingan karir difokuskan untuk membantu individu menampilkan dirinya yang memiliki kompetensi/keahlian agar meraih sukses dalam perjalanan hidupnya dan mencapai perwujudan diri yang bermakna bagi dirinya dan lingkungan di sekitarnva.

c. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karir

Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan karir, perlu rnemperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1) Bimbingan karir merupakan suatu proses ber-kelanjutan dalamseluruh perjalanan hidup seseorang, tidak merupakan peristiwa yang terpilah satu sama lain. Dengan demikian. bimbingan karir merupakan rangkaian perjalanan hidup seseorang yang terkait dengan seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan yang dijalaninya.

2) Bimbingan karir diperuntukkan bagi semua individu tanpa kecuali. Namun dalam praktiknya prioritas layanan dapat diberikan terutama bagi mereka yang sangat memerlukan pelayanan. Skala prioritas diberikan dengan mempertimbangkan berat-ringannya masalah dan penting tidaknva masalah untuk segera dipecahkan. Oleh karena layanan bimbingan karir diperuntukkan bagi semua siswa, maka pemberian layanan bimbingan karir sebaiknya lebih bersifat preventive- developmental.

3) Bimbingan karir merupakan bantuan yang diberikan kepada individu yang sedang dalam proses berkembang. Dengan demikian ciri-ciri perkembangan pada fase tertentu hendaknya menjadi dasar pertimbangan dalam setiap kegiatan bimbingan karir.

4) Bimbingan karir berdasarkan pada kemampuan individu untuk menentukan pilihannya. Setiap individu memiliki hak untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan, tetapi harus bertanggung jawab atas segala konsekuensi dari pilihan/keputusannya itu. Ini berarti bahwa bimbingan karir tidak sekedar memperhatikan hak individu untuk menentukan dan memutuskan pilihan sendiri, tetapi juga membantu individu untuk mengembangkan cara-cara pemenuhan pilihan/putusan itu secara bertanggung jawab.

5) Pemilihan dan penyesuaian karir dimulai dengan pengetahuan tentang diri. Hal ini mengandung arti bahwa individu perlu memahami terlebih dahulu kemampuan yang ada dalam dirinya, seperti bakat, minat, nilai-nilai, kebutuhan, hasil kerja/prestasi belajar dan kepribadiannya.

d. Fenomena Masalah Karir

Jika bimbingan karir dipandang sebagai bentuk perlakuan, maka intervensi bimbingan karir berorientasi masalah. Beberapa ahli, di antaranya Williamson, Bordin, Byrne, dan Robinson mengemukakan klasifikasi masalah karir. Khusus Williamson mendeskripsikan masalah karir menjadi empat jenis yaitu: (1) no choice –individu tidak mampu membedakan secara memadai pilihan karir dan komitmen terhadap pilihan; (2) uncertain choice – individu tidak merasa yakin dengan pilihan karirnya; (3) unwise choice – ketidak keselarasan antara bakat atau minat individu dengan pilihan karirnya; dan (4) discrepancy – ketidakselarasan antara minat dan bakat individu.

e. Spektrum Kehidupan dan Jalur Karir

Jika disederhanakan kehidupan manusia dapat dipilah menjadi tiga episode yaitu: (1) the world of education; (2) the world of work; dan (3) the world of retirement (Santarmaria, 1991). Selama menempuh dunia pendidikan, individu berusaha mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang dibutuhkan nanti ketika bekerja, secara asumtif proses ini berlangsung selama lebih kurang 18-20 tahun. Bekerja merupakan masa mengejahwantakan seluruh pengalaman belajar yang diperoleh di dunia pendidikan, dan proses ini berlansung dari usia 20 – 60 tahun. Terakhir, masa pensiun merupakan fase terakhir dari kehidupan atau ‘final chapter of our life’. Dinamika transisi dari ketiga episode kehidupan tersebut antar individu menunjukkan kecenderungan beragam. Dalam konteks jalur karir

f. Strategi Bimbingan Karir

1) Strategi Intruksional

Strategi instruksional merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir yang dipadukan atau diintegrasikan dalampengajaran (instruksional). Strategi ini sangat sesuai dijalankan olehtenaga pengajar sehingga sering diterapkan di sekolah atauuniversitas. Strategi instruksional ini cenderung bersifat informatifdaripada pemrosesan informasi.Pada dasarnya, strategi ini bukanlah penyelenggaraan bimbingan karir, melainkan pengajaran (instruksional) yangmenerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir. Strategi instruksionallebih terfokus pada pemberian informasi karir. Strategi bimbingankarir instruksional yang terpadu dengan pembelajaran merupakanpemrosesan informasi karir secara klasikal. Strategi ini seringditerapkan dalam kelompok melalui penggunaan metode atau teknik-teknik pembelajaran. Umumnya, teknik pembelajaran ini berupapengajaran unit, home room , karyawisata, ceramah tokoh/nara sumber,media audio visual, bibliografi, pelatihan kerja,career day, wawancara,dan paket bimbingan karir.

2) Strategi Substansial/Interpersonal

Strategi substansial merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir yang bersifat interpersonal (antara pembimbingdengan klien). Strategi ini sering diterapkan oleh dosen pembimbingdalam bentuk wawancara konseling. Untuk mempergunakan strategiini, diperlukan penguasaan teori dan praktik konseling. Selain itu,para dosen pembimbing yang menerapkan strategi ini harusmenguasai disiplin ilmu penunjang yang terkait dengan bimbingankarir. Teknik yang termasuk ke dalam strategi substansial adalahteknik genogram dan konseling karir.1) Teknik GenogramRae Wiemers Okiishi (1987) adalah orang pertama yangmemperkenalkan istilah teknik genogram dalam tulisannya yang berjudul The Genogram as a Tool in Career Counseling dalam Journal of Counselling and Development Volume 66. Dilihat secara etimologis,genogram berarti silsilah, yaitu gambar asal-usul keluarga kliensebanyak tiga generasi. Penggunaan teknik genogram berdasarkanasumsi bahwa ada pengaruh dari orang lain yang berarti terhadapindividu dalam identifikasi perencanaan dan pemilihan karir (significant of other). Pembimbing atau sering disebut konselor berupaya mengidentifikasi orang yang berarti bagi diri klien.

Penggunaan teknik genogram ini lebih merupakan teknik awal untukmemasuki konseling karir. Pelaksanaan teknik ini bersifat individual.Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan, pelaksanaanwawancara genogram bisa dipandang sebagai proses konseling karir jika dalam wawancara tersebut konselor (pembimbing) menerapkanprinsip-prinsip dan teknik-teknik bimbingan karir yang dapatmempengaruhi proses pemilihan karir klien ke arah yang lebih baikatau konseling yang terfokus pada pemecahan masalah karir klien.Pelaksanaan teknik genogram ditempuh dalam tiga tahap, yaitu: (a)konstruksi genogram, (b) identifikasi jabatan, dan (c) eksplorasi klien.Ketiga tahap tersebut dapat dijelaskan berikut ini:(a) Konstruksi GenogramKonstruksi genogram adalah tahap pertama untuk memetakangambar silsilah atau asal-usul keluarga klien sebanayak tiga generasi.Tiga generasi berarti generasi klien, generasi oarangtua klien dangenerasi kakek nenek klien. Seluruh angota keluarga dari ketigagenerasi yang diketahui oleh klien dibuat gambar atau bagannya.Pembimbing beserta klien membuat gambar tersebut bersama-sama.Selama proses menggambar, konselor mendiskusikan peran-perantiap orang yang digambar di kehidupan klien. Konselor berusahamenggiring klien untuk menceritakan semua orang yang ada di dalamgambar sehinngga gambar tersebut dapat memberikan penjelasan hal-hal penting berkenaan dengan silsilah dari ketiga generasi klien. Hal-hal penting tersebut bisa ditandai dengan mencantumkan tanda atausimbol tertentu yang dapat dipahami baik itu oleh konselor ataupunklien.(b) Identifikasi JabatanDalam identifikasi jabatan, konselor bersama klien berupayamenelusuri bidang-bidang pekerjaan/jabatan yang ada pada anggotakeluarga dari tiga generasi itu. Informasi tersebut termasuk usahayang ditempuh oleh setiap anggota keluarga untuk memperolehpekerjaan/jabatan tersebut. Identifikasi jabatan juga menggambarkantingkat keberhasilan, dan konsekuensi dari perolehan pekerjaan atau jabatan bagi aspek keidupan setiap anggota keluarga yang bersangkutan.

(c) Eksplorasi Klien tahap ekplorasi klien memfokuskan pembahasan terhadap klien agarmemperoleh pemahaman diri dan lingkungan serta dapatmerencanakan karir masa depannya. Terdapat beberapa hal pentinguntuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan pada wawancaragenogram, yaitu: (1) isi pengamatan diri klien; (2) pemahamanterhadap lingkungan/dunia kerja; (3) proses pembuatan keputusan;model-model pola hidup; dan (5) model-model pekerjaan atau karir.Hal-hal yang perlu didiskusikan oleh dosen pembimbing ataukonselor dengan peserta didik adalah : (1) keberhasilan-keberhasilananggota keluarga; (2) mobilitas anggota keluarga; (3) pengelolaanwaktu; dan (4) integritas diri.2) Pendekatan Konseling Karir John Crites (1987) mengemukakan enam pendekatan konseling karir,yaitu:(1) trait and factor career counseling (2) client-centered careercounseling, (3) psychodynamic career counseling, (4) developmental careercounseling, (5) behavioral career counseling, dan (6) comprehensive careercounseling.

3) Strategi Permainan

Permainan adalah suatu perbuatan atau kegiatan sukarela, yangdilakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudahditetapkan, menurut aturan yang sudah diterima secara sukarela tapimengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya sendiri, disertaioleh perasaan tegang dan gembira, dan kesadaran lain daripadakehidupan sehari-hari (Johan Huizinga, 1990: 39). Definisi tersebutmenyiratkan bahwa permainan memiliki ciri-ciri khas yangmembedakannya dengan kegiatan dalam kehidupan yang lain. Ciri-ciri khas dimaksud adalah: (1) permainan adalah perbuatan yang bebas, artinya permainan dapat ditangguhkan atau dikesampingkansetiap saat; karena ia dilakukan tanpa paksaan/tuntutan fisik apalagikewajiban moral, sehingga permainan melampaui jalannya prosesalami; (2) permainan bukanlah perikehidupan yang biasa atau yangsesungguhnya; ia merupakan suatu perbuatan keluar darisesungguhnya, dalam suasana kegiatan yang sementara dengantujuan tersendiri; (3) permainan memisahkan diri dari kehidupan biasa dalam hal tempat dan waktu, oleh karenanya ia bercirikantertutup dan terbatas. Ia dimainkan dalam batas-batas waktu dantempat tertentu, bermakna dan berlangsung dalam dirinya sendiri,dimulai dan berakhir pada suatu saat tententu, terdapat variasiaktifitas, serta dapat diulangi sesuai dengan kebutuhan; (4) di dalampermainan berlaku tata-tertib tersendiri yang mutlak, oleh karena itupermainan lebih bercirikan menciptakan ketertiban atau keteraturan.Penyimpangan terhadap aturan tersebut dapat merusak proses dannilai permainan.Permainan merupakan salah satu strategi alternative penyelenggaraanpelatihan bimbingan karir. Strategi ini berlangsung melalui permainandan dalam setiap permainan biasanya dapat menjangkau beberapasasaran sekaligus.Strategi permainan dalam bimbingan karir dapat dikelompokkan kedalam lima kelompok. Tiap kelompok memiliki tujuan masing-masingyang ingin dicapai.

Lima kelompok permainan tersebut adalah: (1)permaianan ekspresi dan proyeksi diri; (2) permainan pilihan danputusan nilai; (3) eksplorasi dan identifikasi lingkungan; (4) diskusiisu dan aturan; dan (5) analisis gaya hidup.1) Permainan ekspresi dan proyeksi diriStrategi permainan yang dapat dimasukkan ke dalam kelompokekspresi adalah permainan yang berupaya mengungkapkankarakteristik, ciri atau sifat-sifat diri pribadi secara langsung, baikdalam bentuk lisan, tulisan maupun gerak-gerik isyarat. Contohnya:(a) peserta didik menuliskan sifat-sifat dirinya yang baik dan yang buruk; (b) menuturkan keadaan dirinya bila menghadapi suatu situasiatau mengemukakan penilaian atas sifat-sifat diri yang dibutuhkanuntuk suatu jenis pekerjaan; (c) tebak-tebakan tentang keadaan diri bersama orang lain.Strategi permainan proyeksi diri merupakan permainan yang berupaya menyingkap tabir atau selubung yang tersembunyi di baliksuatu ungkapan.

Misalnya: Dosen pembimbing meminta setiappeserta didik untuk mengeluarkan pendapatnya tentang suatu halyang menyangkut keadaan mereka. Keadaan tersebut bisa saja bermacam-macam, sebagai contoh apa yang akan mereka lakukanapabila mereka tiba-tiba mendapatkan sejumlah uang. Di balikpendapatnya itu tersimpul nilai-nilai diri yang mendasari prioritastindakan penggunaan uang. Proyeksi diri dapat juga dalam bentukkarangan atau surat kepada sahabat khayalan dan atau gambar/lukisan yang menggambarkan keadaan diri setiap pesertadidik .2) Permainan pilihan dan putusan nilaiPrinsip utama dalam permainan ini adalah bagaimana individu ataumahasiwa menentukan prioritas serta mengambil suatu keputusantindakan yang didasarkan atas nilai-nilai yang dimilikiny. Hal yangtidak kalah pentingnya dalam permainan ini adalah klien atau pesertadidik tidak dinilai atau dievaluasi apalagi diberikan label tertentuoleh dosen pembimbing/konselor.

Permainan pilihan dan putusannilai semata-mata dilakukan untuk menegaskan “proses” pemilihan dan mengambil keputusan yang paling penting dalam hidupnya.Contoh jenis permainan ini: (a) pilihan objek wisata dan tempatliburan yang disenangi beserta alasannya; (b) memilih kawan berbincang dalam suatu perjamuan; dan atau (c) mengurutkanprioritas utama orang yang perlu diselamatkan dari kecelakaan, dansebagainya.3) Eksplorasi dan identifikasi lingkunganKelompok permainan eksplorasi dan identifikasi lingkunganmengutamakan bantuan kepada klien. Bantuan ini diberikan agar iamampu dan sanggup menjelajahi dan merinci lingkungan baik dilingkungan pendidikan maupun lingkungan pekerjaan. Lingkunganini tentu saja yang secara potensial sesuai dengan karakteristik diripribadinya. Ketika klien atau mahasiwa bisa menjelajahi dan merincilingkungan-lingkungan tersebut, wawasan karir di masa depan akantergambar dan dapat diambil oleh klien sebagai alternatif pilihan.Sebagai contoh: peserta didik diajak untuk menganalisis satu jenispekerjaan mengenai syarat, sarana penunjang yang dibutuhkan,komposisi kelompok atau sektor kerja yang sejenis, serta penentuanmanfaat lain dari adanya pekerjaan itu.

Permainan ini bisa jugadengan cara menyimak kisah-kisah tokoh-tokoh sukses;membandingkan perjalanan hidup tokoh teladan dengan keadaan diriklien atau peserta didik ; kuis pesona atau menebak seseorang/tamumisteri tentang pekerjaannya, berdasarkan pertanyaan tentanglingkungan kerja, peralatan yang dipergunakannya, dan sektorpekerjaan yang terdapat pada diri orang tersebut.4) Diskusi isu dan aturan

Permainan ini dapat dilakukan dalam bentuk diskusi. Diskusi dimulaidari pemilihan dan penentuan masalah utama (isu) tentang peraturanhidup yang dihadapi peserta didik atau manusia umumnya. Setelahpenentuan isu, beberapa peserta didik secara sukarela dimintatampil sebagai pembicara yang melontarkan pendapatnya atas isudimaksud. Pada giliran selanjutnya ditanggapi oleh peserta konselinglainnya kemuadian diakhiri dengan kesimpulan yang bersifatfeedback atau umpan-balik bagi kehidupan para peserta konsleing.Meskipun dalam bentuk diskusi, harus tetap diingat bahwa strategimasih tetap dalam kerangka permainan yang bersifat tegang dangembira. Ciri-ciri permainan yang telah disebutkan sebelumnyaseharusnya menjadi cirri pokok dalam strategi bimbingan karir ini.5) Antisipasi/prediksi gaya hidupAntisipasi atau prediksi gaya hidup merupakan jenis permainan yangmenekankan analisis atau perkiraan, cita-cita yang diangankan akanmasa depan kehidupan peserta didik , keluarga maupun pekerjaandan keadaan dirinya, berdasarkan pengelolaan informasi diri danlingkungan, nilai serta permasalahan yang dihadapi sekarang ini.Sebagai contoh: peserta didik dapat menuturkan cita-citanya,kemudian ditanggapi oleh peserta didik lain atau dosen pembimbing.Tanggapan itu yang memungkinkan peserta didik penuturmelakukan pertimbangan, mengungkapkan alasan keadaan dirinyasekarang. Contoh lain adalah peserta didik menentukan pilihan jenisserta sifat orang yang sekiranya dapat menolong dirinya di saatdiperlukan dalam menghadapi kemelut hidup.

Post a Comment

0 Comments